Terkait Keamanan Terkait Keamanan Unduhan: memperkenalkan daftar 35 Inovator di Bawah Usia 35 kami untuk tahun 2024

Unduhan: memperkenalkan daftar 35 Inovator di Bawah Usia 35 kami untuk tahun 2024

Unduhan: memperkenalkan daftar 35 Inovator di Bawah Usia 35 kami untuk tahun 2024


Teknologi masa depan tengah dikembangkan saat ini. Dan setiap tahun, kami memberikan penghargaan kepada kaum muda dari seluruh dunia yang memimpin melalui penelitian dan kewirausahaan mereka.

Ke-35 inovator muda tahun ini mendorong kemajuan menuju kesehatan yang lebih baik, iklim yang lebih stabil, dan kesetaraan yang lebih besar. Masing-masing dipilih dari ratusan nominasi oleh juri ahli. Nantikan para inovator ini di tahun-tahun mendatang—mereka sudah memberi dampak.

Hari ini, kami gembira memperkenalkan kelompok Inovator terbaru kami. Baca daftar lengkap penerima penghargaan tahun ini yang membawa perubahan dalam bidang robotika, komputasi, bioteknologi, iklim dan energi, serta AI.

Daftar tahun ini tersedia secara eksklusif untuk pelanggan MIT Technology Review. Jika Anda belum berlangganan, daftar di sini untuk menghemat 25%.

Inovator Tahun Ini: Shawn Shan menciptakan alat untuk membantu seniman melawan eksploitatif AI

Ketika model pembangkit gambar memulai ledakan AI generatif pada awal tahun 2022, para seniman mulai menyadari adanya kemiripan aneh antara gambar yang dihasilkan AI dan gambar yang mereka buat sendiri. Banyak yang menemukan bahwa karya mereka telah diolah menjadi kumpulan data besar dan digunakan untuk melatih model AI, yang kemudian menghasilkan tiruan dalam gaya kreatif mereka.

Kini, para seniman mulai melawan balik. Dan beberapa perangkat paling canggih yang mereka miliki diciptakan oleh Shawn Shan, 26 tahun, seorang mahasiswa PhD dalam ilmu komputer di Universitas Chicago, dan peraih penghargaan Inovator Tahun 2024 versi MIT Technology Review.

Shan menciptakan algoritme di balik Glaze, alat yang memungkinkan seniman menyembunyikan gaya pribadi mereka dari tiruan AI, dan alat lain yang disebut Nightshade. Kedua algoritme tersebut bekerja dengan menambahkan perubahan tak kasatmata pada piksel gambar yang mengganggu cara model pembelajaran mesin menafsirkannya—yang memungkinkan seniman untuk kembali berkreasi secara daring. Baca cerita selengkapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Post